BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan yang menjadi sebuah tombak
pembangunan bangsa akan maju apabila didukung dengan prosedur yang relevan
dengan perkembangan zaman yang mengaharuskan akan hal itu. Sebuah kurikulum
yang tepat akan menjadi alat penghantar bahan ajar yang sangat efektif dan
efisien apabila memang dijalankan sebagaimana mestinya dengan melihat
aspek-aspek social, kebudayaan dan lingkungan serta penerapan yang sesuai akan
menjadikan adanya dinamisasi setiap lembaga yang mengembangkan kurikulum tersebut.
Tujuan yang jelas dan tepat dari sebuah
kurikulum akan menentukan arah dari apa yang menjadi indikasi pencapaian
keberhasilan pembelajaran, oleh sebab itu dengan merujuk pada tujuan pendidikan
Nasional sebagi filosofisnya maka tujuan kurikulum pun merincikan atau lebih
menghususkan dari tujuan-tujuan tesebut.
Sebagai Dasar yang menjadi tombak pembelajaran agar arah dari tujuan
yang dikehendaki itu bisa dilihat indikasi tercapainya suatu pembelajaran
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
TUJUAN, DASAR DAN RUANG LINGKUP KURIKULUM
A. Tujuan Kurikulum
Tujuan adalah segala sesuatu yang ingin dicapai. Segala
sesuatu itu dapat berupa benda konkrit yang berupa barang atau tempat, atau
juga berupa hal-hal yang sifatnya abstrak, seperti cita-cita yang mungkin
berupa kedudukan/pangkat jabatan maupun sifat-sifat luhur. Dengan kata lain
tujuan itu berupa dapat berupa hal
sederhana dapat pula berupa hal-hal yang komplek. Tujuan pendidikan sebagai
pernyataan keinginan tentang hasil
pendidikan ada yang mencerminkan lingkup luas dan ada juga yang sempit. Tujuan
yang mencerminkan lingkup luas bersifat umum, oleh karenanya disebut
tujuan umum,sedangkan lingkup sempit bersifat khusus,dan disebut tujuan
khusus. Tujuan umum menggambarkan bentuk pribadi siswa dalam wujud keseluruhan
setelah membentuk pendidikan,sedangkan tujuan khusus merupakan jabaran tujuan
umum yang menggambarkan ciri-ciri dari ujud pribadi keseluruhan.
Keumuman dari suatu tujuan itu bersifat Relative.
Ini dimaksudkan ,suatu tujuan menggambarkan ujud pribadi yang diharapkan sesuai
dengan keinginan suatu bangsa. Tujuan semacam ini menggambarkan kepribadian
nasional ,berlaku bagi setiap sekolah,dan merupakan sumber dari segala tujuan
dari berbagai tingkatan sekolah. Pada tingkatan yang lebih rendah setiap
tingkatan dan jenis sekolah ingin mengantarkan siswanya mencapai perubahan
perilaku yang berhubungan dengan pengetahuan keterampilan dan sikap tertentu.
Tujuan ini pun dapat dipandang sebagai tujuan umum sekolah. Untuk mencapai
tujuan umum sekolah itupun perlu
penjabaran lebih terinci yang lebih dapat menggambarkan bentuk-bentuk
pengetahuan apa,keterampilan apa dan sikap bagaimana diharapkan dapat dimiliki
oleh lulusannya. Tujuan semacam ini menggambarkan pada bentuk kurikulum sekolah yang akan
dilaksanakan. Sedangkan jabaran dari tujuan kurikulum sekolah akan menghasilkan
bentuk-bentuk perubahan perilaku yang lebih khusus lagi yang dicapai dari
proses belajar mengajar ,yakni tujuan pengajaran. Untuk lebih memberikan corak perubahan perilaku khusus
sehingga bisa diamati,bahkan bisa dievaluasi dapat pula tujuan pengajaran
dijabarkan lagi dalam betuk tujuan
pengajaran khusus.[1]
Berdasarkan kajian tujuan diatas,dapat
dikelompokkan tujuan kedalam tiga macam,yaitu:
1. Tujuan jangka panjang(long term
objectives-aims)
2. Tujuan antara- perantara(intermediate objectives-goals)
3. Tujuan segera(immediate objectives-specific
objectives)
Tujuan umum pendidikan Nasional jelas hanya
dapat dicapai setelah melalui proses pendidikan jangka panjang, sesuai dengan
jenjang pendidikan yang diikuti. Sebagai perantaranya adalah tujuan sekolah dan
kurikulum sekolah yang bersangkutan. Untuk mencapai tujuan kurikulum sekolah
itu dilaksanakan proses belajar mengajar,yang juga mempunyai tujuan. Tujuan ini
dapat segera dicapai setelah selesai proses belajar mengajar.[2]
Pengolongan tujuan yang dikemukakan diatas
merupakan kajian yang memudahkan pembahasan yang lebih terurai. Sebab pada
hakikatnya suatu jenis tujuan yang lebih sempit/lebih khusus merupakan
penjabaran dan langkah untuk mencapai tujuan yang lebih umum diatas. Jadi apa
yang akan dicapai dari proses pendidikan adalah tujuan umum, melalui tujuan
khusus.
Kurikulum yang merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. dan tujuan pendidikan sendiri adalah sesuatu yang
abstrak, ruwet dan komplek[3].
Jadi tujuan kurikulum adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran akhir
pendidikan yang bersifat abstrak dan komplek sebagi mpenghantar atau alat dalam
merealisasikan tujuan tersebut.
1. Jenis-jenis tujuan kurikulum
John D.Mc
Neil (1977) mengemukakan empat macam konsepsi kurikulum dengan masing-masing
tujuan yang berbeda-beda sebagai berikut:
a. Konsepsi kurikulum humanistic, tujuannya
mengutamakan perkembangan kesadaran pribadi untuk pencapaianaktualitas diri.
b. Konsepsi kurikulum Rekonstruksi social,
tujuannya untuk menyiapkan peserta didik agar dapat mengahadapi berbagai perubahan masyarakat pada masa yang akan
datang dan dapat menyusuaikannya.
c. Konsep kurikulum teknologi, tujuannya
terutama pada pengembangan hasil pendidikan yang dapat ditiru
d. Konsep kurikulum Subjek Akademik tujuannya
untuk melatih piker.
Robert M
Gagne (1974) mengemukakan bahwa hasil dari proses pembelajaran yang terpampang
dalam kurikulum, yaitu;
1. Keterampilan Intelek
2. Strategi kognitif (kemampuan untuk mengatur
ingatan, berfikir, mengolah dan sebagainya)
3. Informasi Verbal (pengetahuan yang bersifat
Verbal)
4. Keterampilan motorik (pengatur gerak fisik)
5. Dimensi produktif.[4]
B. Dasar Kurikulum (konsep-konsep dasar
kurikulum)
-
Pengetian kurikulum, yaitu suatu rencana yang
disusun untuk melancarkan prose belajar
mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawabsekolah atau lembaga pendidikan
beserta staf pengajarnya. Pengertian lainnya menyebutkan bahwa kurikulum bukan
hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga
peristiwa-peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan sekolah, jadi selain
kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tidak formal.
Oemar hamalik menyebutkan bahwa konsep
dasar kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pengajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman
penyelenggaran kegiatan belajar mengajar
(Bab 1,pasal 1, butir 9). Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan
pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraaan satuan pendidikan yang
bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. (pasal
39)[5]
Salah satu pegangan dalam pengembangan
kurikulum ialah prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Ralph Tyler (1949). Ia
mengemukakan kurikulum ditentukan oleh empat faktor asas utama yaitu;
1. Falsafah bangsa, masyarakat, sekolah dan
guru-guru sebagi aspek filosofis.
2. Harapan dan kebutuhan masyarakat (orang
tua, kebudayaan masyarakat, pemerintah, agama, ekonomi dan sebagainya) aspek
sosiologis.
3. Hakikat anak antara lain taraf perkembangan
fisik, mental, psikologis, emosional, social serta cara anak belajar (aspek
Psikologis)
4. Hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu
(bahan pelajaran[6])
Tidak ada komentar:
Posting Komentar