Jumat, 19 Juni 2015

Tujuan, Dasar dan Ruang Lingkup Kurikulum



BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan yang menjadi sebuah tombak pembangunan bangsa akan maju apabila didukung dengan prosedur yang relevan dengan perkembangan zaman yang mengaharuskan akan hal itu. Sebuah kurikulum yang tepat akan menjadi alat penghantar bahan ajar yang sangat efektif dan efisien apabila memang dijalankan sebagaimana mestinya dengan melihat aspek-aspek social, kebudayaan dan lingkungan serta penerapan yang sesuai akan menjadikan adanya dinamisasi setiap lembaga yang mengembangkan kurikulum tersebut.
Tujuan yang jelas dan tepat dari sebuah kurikulum akan menentukan arah dari apa yang menjadi indikasi pencapaian keberhasilan pembelajaran, oleh sebab itu dengan merujuk pada tujuan pendidikan Nasional sebagi filosofisnya maka tujuan kurikulum pun merincikan atau lebih menghususkan dari tujuan-tujuan tesebut.  Sebagai Dasar yang menjadi tombak pembelajaran agar arah dari tujuan yang dikehendaki itu bisa dilihat indikasi tercapainya suatu pembelajaran tersebut.














BAB II
PEMBAHASAN
TUJUAN, DASAR DAN RUANG LINGKUP KURIKULUM
A.    Tujuan Kurikulum
Tujuan adalah  segala sesuatu yang ingin dicapai. Segala sesuatu itu dapat berupa benda konkrit yang berupa barang atau tempat, atau juga berupa hal-hal yang sifatnya abstrak, seperti cita-cita yang mungkin berupa kedudukan/pangkat jabatan maupun sifat-sifat luhur. Dengan kata lain tujuan itu berupa  dapat berupa hal sederhana dapat pula berupa hal-hal yang komplek. Tujuan pendidikan sebagai pernyataan  keinginan tentang hasil pendidikan ada yang mencerminkan lingkup luas dan ada juga yang sempit. Tujuan yang mencerminkan lingkup luas bersifat umum, oleh karenanya disebut tujuan umum,sedangkan lingkup sempit bersifat khusus,dan disebut tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan bentuk pribadi siswa dalam wujud keseluruhan setelah membentuk pendidikan,sedangkan tujuan khusus merupakan jabaran tujuan umum yang menggambarkan ciri-ciri dari ujud pribadi keseluruhan.
Keumuman dari suatu tujuan itu bersifat Relative. Ini dimaksudkan ,suatu tujuan menggambarkan ujud pribadi yang diharapkan sesuai dengan keinginan suatu bangsa. Tujuan semacam ini menggambarkan kepribadian nasional ,berlaku bagi setiap sekolah,dan merupakan sumber dari segala tujuan dari berbagai tingkatan sekolah. Pada tingkatan yang lebih rendah setiap tingkatan dan jenis sekolah ingin mengantarkan siswanya mencapai perubahan perilaku yang berhubungan dengan pengetahuan keterampilan dan sikap tertentu. Tujuan ini pun dapat dipandang sebagai tujuan umum sekolah. Untuk mencapai tujuan umum sekolah itupun  perlu penjabaran lebih terinci yang lebih dapat menggambarkan bentuk-bentuk pengetahuan apa,keterampilan apa dan sikap bagaimana diharapkan dapat dimiliki oleh lulusannya. Tujuan semacam ini menggambarkan  pada bentuk kurikulum sekolah yang akan dilaksanakan. Sedangkan jabaran dari tujuan kurikulum sekolah akan menghasilkan bentuk-bentuk perubahan perilaku yang lebih khusus lagi yang dicapai dari proses belajar mengajar ,yakni tujuan pengajaran. Untuk lebih  memberikan corak perubahan perilaku khusus sehingga bisa diamati,bahkan bisa dievaluasi dapat pula tujuan pengajaran dijabarkan  lagi dalam betuk tujuan pengajaran khusus.[1]
Berdasarkan kajian tujuan diatas,dapat dikelompokkan tujuan kedalam tiga macam,yaitu:
1.      Tujuan jangka panjang(long term objectives-aims)
2.      Tujuan antara- perantara(intermediate objectives-goals)
3.      Tujuan segera(immediate objectives-specific objectives)
Tujuan umum pendidikan Nasional jelas hanya dapat dicapai setelah melalui proses pendidikan jangka panjang, sesuai dengan jenjang pendidikan yang diikuti. Sebagai perantaranya adalah tujuan sekolah dan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Untuk mencapai tujuan kurikulum sekolah itu dilaksanakan proses belajar mengajar,yang juga mempunyai tujuan. Tujuan ini dapat segera dicapai setelah selesai proses belajar mengajar.[2]
Pengolongan tujuan yang dikemukakan diatas merupakan kajian yang memudahkan pembahasan yang lebih terurai. Sebab pada hakikatnya suatu jenis tujuan yang lebih sempit/lebih khusus merupakan penjabaran dan langkah untuk mencapai tujuan yang lebih umum diatas. Jadi apa yang akan dicapai dari proses pendidikan adalah tujuan umum, melalui tujuan khusus.
Kurikulum yang merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. dan tujuan pendidikan sendiri adalah sesuatu yang abstrak, ruwet dan komplek[3]. Jadi tujuan kurikulum adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran akhir pendidikan yang bersifat abstrak dan komplek sebagi mpenghantar atau alat dalam merealisasikan tujuan tersebut.
1.      Jenis-jenis tujuan kurikulum
John D.Mc Neil (1977) mengemukakan empat macam konsepsi kurikulum dengan masing-masing tujuan yang berbeda-beda sebagai berikut:
a.       Konsepsi kurikulum humanistic, tujuannya mengutamakan perkembangan kesadaran pribadi untuk pencapaianaktualitas diri.
b.      Konsepsi kurikulum Rekonstruksi social, tujuannya untuk menyiapkan peserta didik agar dapat mengahadapi berbagai  perubahan masyarakat pada masa yang akan datang dan dapat menyusuaikannya.
c.       Konsep kurikulum teknologi, tujuannya terutama pada pengembangan hasil pendidikan yang dapat ditiru
d.      Konsep kurikulum Subjek Akademik tujuannya untuk melatih piker.
Robert M Gagne (1974) mengemukakan bahwa hasil dari proses pembelajaran yang terpampang dalam kurikulum, yaitu;
1.      Keterampilan Intelek
2.      Strategi kognitif (kemampuan untuk mengatur ingatan, berfikir, mengolah dan sebagainya)
3.      Informasi Verbal (pengetahuan yang bersifat Verbal)
4.      Keterampilan motorik (pengatur gerak fisik)
5.      Dimensi produktif.[4]

B.     Dasar Kurikulum (konsep-konsep dasar kurikulum)
-          Pengetian kurikulum, yaitu suatu  rencana yang disusun untuk melancarkan prose  belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawabsekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Pengertian lainnya menyebutkan bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tidak formal.
Oemar hamalik menyebutkan bahwa konsep dasar  kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan  sebagai pedoman penyelenggaran  kegiatan belajar mengajar (Bab 1,pasal 1, butir 9). Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraaan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. (pasal 39)[5]
Salah satu pegangan dalam pengembangan kurikulum ialah prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Ralph Tyler (1949). Ia mengemukakan kurikulum ditentukan oleh empat faktor asas utama yaitu;
1.      Falsafah bangsa, masyarakat, sekolah dan guru-guru sebagi aspek filosofis.
2.      Harapan dan kebutuhan masyarakat (orang tua, kebudayaan masyarakat, pemerintah, agama, ekonomi dan sebagainya) aspek sosiologis.
3.      Hakikat anak antara lain taraf perkembangan fisik, mental, psikologis, emosional, social serta cara anak belajar (aspek Psikologis)
4.      Hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu (bahan pelajaran[6])







[1] H. M. Ali,Mpd, MA. Pengembangan Kurikulum Di Sekolah (Bandung: SINAR BARU, 1992) hal: 69
[2] Ibid. hal 70
[3] H. Dakir, Perencanaan dan pengembangan kurikulum, RINEKA CIPTA. Jakarta.2004. hal 21-22
[4] H. Dakir.hal 23
[5] Oemar Hamalik, pengembangan kurikulum dan pembelajaran. TRIGENDA KARYA. Bandung, 1994. Hal 40
[6]S.Nasution, kurikulum dan pengajaran, BUMI AKSARA, Jakarta, 2006 .  Hal 6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar