Minggu, 28 Juni 2015

TAFSIR QUR’AN SURAT AR-RUUM AYAT 20-25

BAB I
PENDAHULUAN


Dalam tatanan al-Qur’an banyak sekali  gambaran-gambaran Allah  yang menunjukan tanda-tanda kebesaran-Nya. Seluruh dari aspek kehidupan ada dalam al-Qur’an yang kesemuaannya diatur secara  global dan kesmeuannya itu  memilki tafsiran yang  menakjubkan. Banyak para ulama yang bisa menafsirkan  isi  daripada kandungan al-Qur’an yang  mana tafsiran –tafsiran dari mereka berbeda-beda, ada diantara meeka yang menafsikan secara panjang lebar besaerta contohnya dan ada pula yang hanya menafsirkan sedikit saja dan ada pula yang membuat hadis-hadisnya serta ayat-ayat lain yang  berkenaan dengan penafsiran suatu  ayat.
Al-Qur’an berisikan aqidah, ibadahh, aturan dan hukum-hukum, cerita kaum terdahulu, sekarang dan akan datang, dan janji sebrta ancaman-ancaman dari Allah SWT. Dalam hal ini kaitannya dengan makalah yang kami sajikan yaitu berhubungan dengan cerita serta pelajaran-pelajaran bagi  orang yang berfikir dan mendengarkan nasehat-nasehat daripada tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.
Pembahasan dalam karya (makalah) ini menafsirkan surah ar-Rum ayat 20-25 yang mana ayat tersebut membahas tentang daripada sebahagian tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang  kesemuannya m
menjadi  bahan renungan (pelajaran) bagi  ornag-orang  yang  berilmu dan berakal.














BAB II
PEMBAHASAN


QUR’AN SURAT AR-RUUM AYAT 20-25

1.      Firman Allah Surah Ar-Ruum Ayat 20-21
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷br& Nä3s)n=s{ `ÏiB 5>#tè? ¢OèO !#sŒÎ) OçFRr& ֍t±o0 šcrçŽÅ³tFZs? ÇËÉÈ   ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør& (#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøŠs9Î) Ÿ@yèy_ur Nà6uZ÷t/ Zo¨Šuq¨B ºpyJômuur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbr㍩3xÿtGtƒ ÇËÊÈ 

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak. 21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rum: 20-21).

A.    Penjelasan dan Tafsiranya
            Allah ta’ala berfirman ومن أيته dan diantara tanda-tanda kekuasaannya, yang menunjukkan keagungan-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan bapak kalian, Adam dari tanah,   أن خلقكم من تراب  Dialah  yang menciftakan kalian dari tanah” .
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa, Bahwa  Rasulullah SAW bersabda :
        (إن الله خلق أدم من قبضة قبضها من جميع الأرض فجاء بنو آدم على قدر الأرض جاء منهم الأبيض و الأحمر والأسواد وبين ذلك والخبيث والطيب والسهل والحزن وبين ذلك.)
Artinya : “Sesungguhnya Allah telah menciptakan Adam dari satu genggaman yang digenggamnya dari seluruh bumi. Lalu datanglah anak-anak Adam sesuai dengan bumi, ada yang putih, merahm hitam, dan ada diantara yang demikian. Ada pula yang jahat, baik, senang, dan yang berduka serta ada diantara yang demikian.[1] (kedudukan Hadis ini shahih hasan)

Pangkal ayat ini menyatakan, yaitu : setengah daripada tanda-tanda kebesaran Allah adalah “ yang berarti bahwa hanya setenga daripadanya  saja, karena banyak  lagi  yang lain, yang  bila engkau pergunakan akalmu niscaya akan bertemu” bahwa Dia jadikan kamu daripada  tanah” disini kita  disuruh  memikirkan salah  satu  dari berbagai  aneka ragam tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya.[2]
ثم إذا أنتم بشر (Kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak “Asal kalian adalah dari tanah, kemudian dari air yang hina (many), lalu dibentuk menjadi segumpal darah, kemudian segumpal daging, lalu menjadi tulang-tulang yang berbentuk manusia, kemudian Allah membalut tulang-tulang itu dengan daging dan meniupkan ruh kedalam tubuhnya. Lalu ia dapat mendengar dan melihat. Kamudian, dia keluar dari perut ibunya sebagai anak kecil yang lemah kekuatan dan daya geraknya.[3]

             Kemudiam, semakin panjang umurnya maka senakin sempurna pula kekuatan dan daya geraknya, sehingga menjadi seperti kondisi sekarang ini mampu membangun kota-kota dan benteng-benteng pertahanan, melakukan perjalanan ke berbagai pelosok bumi, mengarungi samudera, mengelilingi berbagai banua dan menghimpun berbagai harta. Ia pun memiliki pemikiran, pendalaman, kejelian, pendapat, ilmu dan wawasan tentang perkara-perkara dunia dan akhirat sesuai dengan kemampuan nya masing-masing. Maha Suci Rabb yang memberikan kekuasaan kepada mereka, memperjalankan mengatur dan mendistribusikan mereka dalam berbagai jenis kehidupan dan usaha serta terjadinya berbagai tingkatan di kalangan mereka dalam bidang ilmu, pemikiran, kebaikan dan keburukan kekayaan dan kemiskinan serta kebahagiaan dan kecelakaan.[4]untuk itu, dia berfirman:
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷br& Nä3s)n=s{ `ÏiB 5>#tè? ¢OèO !#sŒÎ) OçFRr& ֍t±o0 šcrçŽÅ³tFZs?
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
تنتشرون – (yang berkembang biak ) di muka bumi sesudah kalian  diciptakan dari tanah, tibatiba kalian menjadi manusia yang  berkembang  biak di  bumi. Allu bertasarruf untuk  mencapai tujuan-tujuan kalian beraneka ragam dan padanya kalian melakukan perjalanan-perjelanan  yang jauh. Kalian bekerja dan memeras keringat untuk mencari  rezki kalian dari  limpahan karunia dan nikmat-Nya yang berlimpah.[5]
                           ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør&
         Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, yaitu dia menciptakan untuk kalian wanita-wanita yang akan menjadi istri kalian dari jenis kalian sendiri. لتسكنوا إليها supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
هو الذى خلقكم من نفس واحدة وجعل منها زوجها ليسكن إليها dialah yang menciptakanmu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa tenang kepadanya. (QS. Al-A‘araf: 189). Yaitu, Hawa yang diciptakan Allah dari tulang rusuk bagian kiri Adam.[6]

            Ada sebua riwayat , yang tersebut didalam  hadis  yang diriwayatkan oleh  Ibnu Abbas dan lain-lain bahwa tatkala Nabi Adam As itu  sedang tidur nyenyak seorang diri di dlam sorga , dicabut Tuhanlah satu  diantara tulang rusuknya  sebelah kiri, lalu dijelmakan menjadi seorang manusia  itu akan menjadi temannya, tetapi  diciptakan dia  sebagai timbalan dari Adam. Terutama dalam hal kelamin, yaitu  pada Adam diberi  kelaki-lakian dan pada istri yang  diambil dari bahagian badan Adam itu  diciptakan  tanda kepeermpuanan. Lalu  keduanya dikawinkan.[7]
            Dalam ayat  ini  mditafsirkan dnegan dua jalan, yang  pertama seperti yan disebutkan diatas bahwa insan pertama di muka bumi ini adalah manusia yang bernama Adam. Dan Siti Hawa  adalah  sti  yang diciptakan Allah dari bagian rusuk  badan Adam sendiri.  Seperti halnya riwayat di atas, akan tetapi dalam penafsiran yang  kedua ini tidak  mengatakan bahwa istri-istri itu  diciptakan dari  bagian  pasanganya sendiri. Dalam tafsir  Al-Azhar dijelaskan.
            Adapun  keturunan nabi Adam, anak-anak, cucu-cucu dan cicit Nbai Adam yang tela  beretebaran d seluruh permukaan bumi ini, tidaklah seornag juga lagi  yang istrinya diambilkan Tuhan  dari bahagian badannya. Di dalam surah  32, as-Sajadah ayat 7 dan 8 jelas  sekali bahwa yang  djadikan  langsung dari tanah hanya Adam( ayat 7). Adapun keturunan adam diciptakan dari  sari  pati air yang  lemah, yaitu  mani (ayat 8).
             Maka yang  diper “kamu” oleh  Tuhan di ayat 22 dengan ucapan “Dia ciptakan untuk  kamu” dari dirimu sendiri akan istri-istri. Sebagai cucu adam pada seluruh  manusia, bahwa  manusia itu  sebagai manusia, sebagai cucu adam pada hakikatnya adalah satu. Ayat 1 dari  4 surah 4 an-Nisa’ telah  menjelaskan bahwa penciptaan mnausia itu ialah dari nafsin waahidatin, yaitu  dari diri  yang  satu, manusia namanya. Dari manusia yang  satu  itu juga bukan diambilkan dari  tepat  lain, dijadikan akan istri-istrinya. Sesuai  dengan hadis Nabi SAW:
“Dari Annas Bin Malik (semoga rahmat Allah tercurah kepadanya), dari  Nabi  s.a.w. bahwa beliau bersabda: “sesungguhnya Alla telah mewakilkan dalam hal rahim seorang malaikat. Dia berkata :” Ya Tuhan, apakah  akan di jadikan nuthfah” “Ya Tuhan! Apakah akan diteruskan menjadi ‘Alaqah?”  Ya Tuhan apakh diteruskan menjadi Mudhgah?” maka bilamanaAllah telah menghendaki menciptakannya (jadi anak), berkata pulalah  malaikat itu : “Ya Tuhan ! apakah jadi orang celaka  atau akan jadi orang bahagia? Apakah akan jadi laki-laki atau perempuan? Maka bagaimana rezekinya? Maka bagaimana ajalnya? Maka ditulislah demikian itu  ketika dia masih  dalam perut ibunya.”
            Hadis ini menambah meberi penjelasan bagi kita bahwa manusia  itu adalah  satu jenisnya dari  jenis-jenis  itu  yang satu  itu jga, bukan dari  yang lain yang  ditentukan Allah menjadi  perempuan karena dia akan dipasang kan kelak dengan laki-laki, karena Allah berfirman dalam suat An-Naba, 78:8, yaitu :
وخلقناكم أزواجا
Dan Kami ciptakan  kamu berpasang-pasangan” yaitu laki-laki dan perempuan”[8]
            Seandainya Allah swt menjadikan seluruh anak Adam laki-laki dan menjadikan wanita dari jenis yang lainnya, seperti dari bangsa jin atau jenis hewan, niscaya perasaan kasih sayang di antara mereka dan di antara berbagai pasangan tidak akan tercpai, bahkan akan terjadi suatu ketidaksenangan seandainya pasangan-pasangan itu berbeda jenis.[9]
            Maka dipertemukan oleh Allah “jodoh” diantara kedua belah pihak si jantan dan si betina, untuk  menlanjutkan  tugas  berkembang biak di muka bumi; agar  tentramlah kamu kepadanya.” Artinya  akan gelisahla hidup kalau hanya seornag diri  karena  kesepian, terpencil tidak  berteman. Lalu si lkai-laki mencari-cari  si perempuan sampai  dapat dan si  perempuan menunggu-nungu  si laki-laki samapi  datang. Maka hidup pun  dipadukanlah  jadi satu. Karena hanya dnegan perpaduan jadi satu itulah akan dapat langsung pembiakan manusia. “ Dan Dia jadikan antara kamu cinta dan kaisn sayang.”[10]
            Ayat lain yang mempunyai  makna semisal ialah firman-Nya :
* uqèd Ï%©!$# Nä3s)n=s{ `ÏiB <§øÿ¯R ;oyÏnºur Ÿ@yèy_ur $pk÷]ÏB $ygy_÷ry z`ä3ó¡uŠÏ9 $pköŽs9Î) (
Artinya : “ Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. (Q.S. al-‘Araf .7:189).
            Kemudian ayat ini di tutup dengan : إن فى ذلك لآيت  لقوم يتفكرون
            Sesungguhnya di dalam hal-0hal  yang telah  lalu,  yaitu  penciptaan kalian dari  tanah, diciptakan-Nya istri-istri kalian dari  kalian, dan dilestarikannya rasa cinta dan kasih  saying, terdapat pelajaran bagi aorang yang memikirkan seluk beluk semua kejadian itu yang didasari oleh  hikmah-hikamah dan maslahat-maslahat. Maka semua itu tidaklah diciptakan secara sia-sia, akan tetapi  diciptakan untuk  berbagai tujuan. Hal ini perlu di pikirkan  oleh  setiap  orang  yang berakal dan bijaksana supaya ia dapat mencapai pengetahuan mengenainya secara hakiki.[11]
                Sesungguhnya penciptaan oleh Allah tersebut mengandung bukti terang atas keesaan-Nya dalam ketuhanan dan menunjukan kesempurnaan kekuasaan Allah bagi  orang  yang berfikir serta mrenungi tanda-tanda dan petunjuk-petunjuk tersebut.[12]

2.      Firman Allah Ayat 22-23
`ÏBur ¾ÏmÏG»tƒ#uä ß,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ß#»n=ÏG÷z$#ur öNà6ÏGoYÅ¡ø9r& ö/ä3ÏRºuqø9r&ur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ;M»tƒUy tûüÏJÎ=»yèù=Ïj9 ÇËËÈ ô`ÏBur ¾ÏmÏG»tƒ#uä /ä3ãB$uZtB È@ø©9$$Î/ Í$pk¨]9$#ur Nä.ät!$tóÏGö/$#ur `ÏiB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù 4 žcÎ) Îû šÏ9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 šcqãèyJó¡o ÇËÌÈ
Artinya :Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang Mengetahui. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.


A. Penjelasan dan Tafsiran
            Ayat 22:
`ÏBur ¾ÏmÏG»tƒ#uä ß,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ß#»n=ÏG÷z$#ur öNà6ÏGoYÅ¡ø9r&
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu”.  Maksudnya dengan bahasa yang  berlainan, ada yang berbahasa Arab dana da yang berbahasa ‘Ajam serta berbagai bahasa lainnya, padahal kalian berasal  dari  seornag  lelaki dan seorang perempuan, yaitu nabi  Adam dan Siti Hawa. إن فى ذلك لأيت (sesungghunya pada yang  demikian itu  benar-benar terdapat tanda-tanda0 yan  menunjukan kekuasaan Allah swt. للعالمين bagi orang yang  mengetahui) yaitu orang yang  berakal dan berilmu. Dapat dibicaca lilalamina dan lilalamiina.[13]
            Setengah  dari  tanda kekuasaan Allah  yang  jelas dan keagungan serta kesempurnaan kemuliaan-Nya adalah  Dia menciptakan berlapis-lapis langit yang  begitu luas dengan arsitektur yang menakjubkan serta penaungannya diats bumi tanpa tiang. Selain itu, Allah  telah  menciptakan bumi dan membentangkannya serta menjadikannya sebagai temapt  tidur dan teapy mencari  rezeki untuk makhluk.
             Lalu Allah  berkata “ Dan berlainan-lainan (nya) lisan-lisanmu, “ yaitu bahasa0bahasa kalian. Ada yang  berbahasa Arab, ada yang berbahasaTartar, bahasa Rum. Perancis, Barbar, Habsyi, Hindi, ‘Ajam, Armenia, Kurdi dan bahasa-bahsa lain, di mana tidak  ada yang  mengajarkannya kecuali  Allah SWT.
“ Dan berlain-lain pula warna kulit kalian) diantara kalian ada yang berkulit putih dan ada pula yag  hitam dan lainsebagainya. Dan sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah menciptakan baerbagai warna kulit manusia berbeda-beda. Seluruh  penduduk bumi bahkan pendudukk dunia sejak  diciptaknnya Adam hingga hari kiamat, semuanya memilki dua  mata, dua  alis, hidung dan dua buah  pelifis. Satu dan dua pipi serta satu dengan yang lainya tidak memilki kesamaan, bahkan dibedakan dengan jalannya, sikapnya atau pemibicaraannya, baik nytaa  maupun tersembunyi yan hnaya dapat terlihat jika melalui  perenungan. Dan setiap wajah  diantara mereka memilki bentuk dan susunan pada dirinya sendiri yag tidak sama dengan  yang lainya. Seandainya mereka dibutuhkan orang yang membedakan setiap  salah  satu  di antara mereka dnegan yang lainnya. [14]
            Para hli ilmu pengetahuan zaman sekarng mengamati  adanya perbedaan bahasa warna kulit serta sifat kejiwaan itu. Tapi  sayang  mereka tak menghubungkannya dengan kekuasaaan Allah SWT. Dan dengan tanda-tanda kebesaran-Nya. Mereka mengkaji kenyataan itu secaa mendalam, tapi  mereka tidak  mengagungkan pencipta dan pengendalinya,baik mengenai segala yang  lahir dan segala yang bathin (tersembunyi). Hal  itu  adala hkarena kebanyakan mansuia tidak mengetahui, seperti  firman Allah :
يعلمون ظاهرا من  الحيوة الدنيا
Artinya : Mereka hanya mengetahui yang lahirnya (saja) dari  kehidupan dunia.
Rahasia  kejadian langit dan bumi, peredaan bahasa dan warna kuit serta sifat-sifat kejiwaan manusia itu  tidak akan dketahu, kecuali leh orang-orang yang  mempunyai  ilmu  pengagtahuan. Karma itulah  ayat ini  ditutup dengan
إن  فى ذلك لآيت للعالمين
Sesunmgguhnya pad ahal-hal  yan telah  disebutkan tadi  terkandung bukti-bukti yang jelas bagi orang-orang  yangberlmu, yaitu  mereka yang  memikirkan  tentang makhuluk ciptaan-Nya.tida sekali-kali  menciptakan makhluk-Nya secara Cuma-Cuma. Tetapi  Dia menciptakannya untuk tujuan ikmat yang  mendalam, yan  terkandung di dalamnya pelajaran  bagi  orang  yang  menggunakan akal pikirannya.[15]
            ô`ÏBur ¾ÏmÏG»tƒ#uä /ä3ãB$uZtB È@ø©9$$Î/ Í$pk¨]9$#ur Nä.ät!$tóÏGö/$#ur `ÏiB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù 4 žcÎ) Îû šÏ9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 šcqãèyJó¡o ÇËÌÈ
ومن أيته منامكم بالليل والنهار (dan diantara  tanda-tanda kekuasaannya ialah tidu kalian di waktu  malam dan siang hari) dnegan kehendak-Nya sebagai waktu  istirahat buat  kalian – وإبتغاؤكم (dan usaha kalian) di siang hari – من  فضله  (mencari sebahagian dari rejeki karunia-Nya) mencari rezeki dan penghidupan berkat kehendak-Nya – إن  فى ذلك لآيات لقوم  يسمعون (sesungguhnya pada yang demikian  itu  benar- benar terdapat  tanda-tada bagi  kaum yang  medengarkan) dengan pendengaran yang  dibarengi  pemikiran dan mengambil pelajaran.[16]

Penjelasan
            Ayat ini  masih  membicarakan tentang  tanda-tanda kekuasaan  Allah, alam semesta  hubungannya dnegan keadaan manusia, pengertian siang dan malam, serta  tidurnya mansuia di malam hari dan bangunnya mencari  ezki  di siang hari manusa  tidur di malam har agar badannya endapatkankeenagan d an istirhat, untuk memulihkan btenaga-tenaga yang  digunakan wakktu siang hari. Tidur abngun itu slih berganti  dala m keidupan mansuia. Seperti  sili bergantinya siang dan malam di a,lam semesta ini. Dengan keadaaan yang  silih  bergantian  itu seperti  tidur danbangun  bagi  mansua. Dia akan  mengatahui  nkamy Allah serta kebaikan-Nya.

            Apabila tidur dianggap sebagai nikmat yang nyata, maka sesungguhnya Allah SWT telah menyediakan malam sebagai waktu yang tepat untuk tidur. Tidur adalah nikmat yang jelas seperti terbaca dalam dalam firman Tuhan:
قل ارايتم ان جعل الله عليكم النهار سرمدا غلى يوم القيامة من إله غير الله يأتيكم بليل تسكنون فيه أفلا ربصرون
Artinya:
            Katakanlah : “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadiakan untukmu siang itu terus menerus sampai hari qiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya ? Maka apakah kamu tidak memperhatikan”. 354)
            Malam itu tak ubahnya seperti layer yang menutupi makhluk-makhluk hidup termasuk manusia. Lalu ia mengantarkan kepada ketenangan, kemudian tidur.
            Sesungguhnya malam itu merupakan kekuasaan yang memaksakan kehendaknya. Sebagaimana siang yang juga merupakan kekuasaan yang memaksakan kehendaknya kepada semua makhluk hidup. Yang terdahulu untuk tidyr, dan yang terakhir untuk bangun. Yang terdahulu adlah mati kecil,karena dalam waktu tidur itu Allah memegang jiwa manusia kemudian dilepaskannya di waktu dia bangun di siang hari, agar ia dapat bekerja, dan disempurnakannya ajalnya yang telah ditentukan Nya.[17]Kemudian ayat ini ditutup dengan :
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
            Sesungguhnya di dalam apa yang telah ditentukan oleh Allah itu terkandung pelajaran dan bukti bagi orang-orang yang mau mendengarkan nasehat-nasehatnya. Lalu mereka mengamalkannya dan mereka memahami hujjah-hujjahnya yang ditunjukan kepada mereka, yaitu bahwasanya yang menciptakan kesemuanya itu mampu untuk menghidupkan kembali semua makhluk dan dan mengembalikan merka, hal ini amatlah mudah bagi-Nya.

            Selanjutnya firman Allah surah Ar-rum : 24 – 25
وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (24) وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الْأَرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ (25)
            (24) “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepada kalian kilat (untuk menimbulkakn) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu meghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar0benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.:”
            (25) “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya, kemudian apabila Dia memanggil kalian sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kalian keluar (dari kubur).”[18]

            Penjelasan dalam ayat 24 ini menerangkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah yang lain. Yaitu adanya kilat. Kilat adalah suatu fenomena (gejala) alam yang dapat disaksikan oleh panca indera dan dapat pula diterangkan secara ilmiah. Kilat timbul dari bunga api listrik yang terjadi dikala bersatunya listrik positif yang berada dikelompok awan yang mengandung air dengan listrik negative yang berada di bumi, sewaktu keduanya sedang berdekatan, umpamanya awan itu sedang berada di puncak gununng. Dari persatuan kedua macam listrik itu timbulah pengosongan udara yang mengakibatkan kilat, lalu diikuti oleh petir, kemudian diikuti pula oleh turunnya hujan. Jadi penyebab terjadinya kilat itu, suatu yang jelas ialah ia merupakan suatu fenomena (gejala) alam yang timbul dari aturan yang diciptakan Tuhan untuk mengatur alam ini.
            Al Quran hanya meyebutkan hal itu sebagai untuk menghubungkan hati manusia dengan alam dan penciptanya. Karena itu di sini dai menetapkan salah satu tanda adanya Allah, yaitu dengan memperhatikan keadaan kilat yang menumbulkan takut dan harapan. Kedua perasaan naluri itu datang silih berganti pada jiwa manusia dalam menghadapi fenomena itu. Perasaan takut disaat melihat kilat itu ialah karena kilat itu akan diikuti oleh petir, sedangkan pertir ini kalau menyambar sesatu akan binasalah dia. Bila manusia disambarnya akan mati terbakar manusia itu. Bila metal (logam) yang disambarnya akan cair dan melebyhlah ia. Bila batu dan bangunan yang disambarnya, akan hancur dan berderai-derailah dia. Atau ketakuatan yang samara-samar ketika melihat kilat itu, dan perasaan yang ditimbulakan oleh kekuatan yang mengendalikan alam semesta ini. Dan perasaan harapan pada harta benda dengan akan turunya hujan yang bisa menemani kilat itu. Sesudah kata-kata takut dan harapan, ayat ini dilanjutkan dengan “dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu seseduh matinya”.
            Ungkapan hidup mati itu jika dibandingkan dengan tanah adalah suatu ungkapan yang menggambarkan bahwa tanah itu merupakan benda hidup, yang dapat hidup dan dapat pula mati. Begitulah hakikat yang di gambarkan Al Quran. Alam ini adalah makhluk hidup, yang tunduk dan patuh kepada tuhan, mengerjakan perintah-Nya dengan bertasbih dan berinadat ke pada Nya. Allah itu. Mereka ikut beserta makhluk-makhluk itu dalam suatu parade (pawai) besar menghadap Allah Tuhan semesta ini.[19]
            Kemudian ayat ini ditutup dengan
 (إن فى ذلك لايات لقوم يعقلون)
            Sesungguhnya dalam hal-hal yang telah disebutkan tadi benar-benar terdapat bukti-bukti yang pasti dan dalil-dali yang jelas bagi adanya hari berbangkit dan adanya hari kiamat. Karena sesungguhnya bimi yang tandus, tiada taman, dan pohon-pohonan padanya, bila ia kedatangan air, maka ia akan menjadi gembur dan subur, serta dapat menumbuhkan berbagai macam dan jenis tumbuha-tumbuhan yang nampak indah. Di dalam hal tersebut benar-benar terkandung gambaran yang jelas dan dalil yang terang menunjukan adanya kekuasaan Allah yang menghidupkannya. Bahwa Dia mampu menghidupkan kembali makhluk semuanya sesudah mereka mati, yaitu disaat semua manusia dibangunkan kembali untuk menghadap kepada Tuhan semesta alam.[20]    
ومن اياته أن تقوم السماء والأرض بأمره ثم إذا دعاكم دعوة من الأرض إذا انتم تخرجون    ومن اياته أن تقوم السماء والأرض بأمره
 (Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan perintah-Nya) dengan kehendak-Nya tampa tiang penyangga -.
ثم إذا دعاكم دعوة من الأرض
 (Kemudain apabiala Dia memanggil kalin sekali panggilandari bumi) melalui tiupan sangkakala malaiakt Israfil untuk membangunkan orang-oarang yang telah mati dari kuburnya - إذا انتم تخرجون (seketika itu juga kalian keluar) dari kubur, kalian keluar dari dalam kubur melalui sekali seruan itu, merupakan tanda-tand kekuasaan Allah swt.[21]
Penjelasan
            Dan diantara hujjah-hujjah yang menunjukan kekuasaan Nya, yang mampu membuktikan semua yang dikehendaki Nya ialah tegaknya langit dan bumi tampa penyanggah, tetapi yang menyebabkan ia tegak adalah ditegakan oleh Nya dan berkat pengaturan Nya. Bumi berputar dan awan berjalan disekitarnya serta udara (oksigen) selalu mengikut peredarannya. Bulan dan bintang, syyraah (yang beredar) semuanya beredar disekeliling matahari pada garis edar masing-masing.[22]
            Berdirinya langit dan bumi dengan iradat Allah, artinya : “Beradanya keduanya tetap dalam keadaannya tetap dalam penjagaan Allah dan peraturan0peraturan yang diadakan-Nya untuk mengatur keduanya. Yang dimaksud dengan iradat Allah (bi amrigi) di sini ialah kekuasaaanNya dan kesanggupanNya. Ini berarti bila seseorang berpendapat bahwa alam semesta ini, baik langit maupun bumi telah ada sedemikian rupa menurut tabiaatnya., tampa dipelihara oleh Allah, bagaiaman pula pendapat mereka tentang aturan alam yang sangat harmonis itu, sehingga yang satu dengan yang lainnya, tek pernah bertubrukan.[23]
                        Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Sayidina Umar bin al-Khatab memberikan tafsir ayat ini begini:
            “Demi Tuhan, yang langit dan bumi berdiri di atas perintahNya. Artinya bahwa dia berdiri dan tetap berlaku menurut perintah Tuhan, diatur oleh Tuhan. Kemudian apabila hari kiamat datang, digantilah bumi yang sekarang dengan macam bumi ini, demikian juga semua langit. Lalu dikeluarkanlah orang-orang ytang telah mati itdari kuburannya dalam keadaan hidup atas kehendak Allah jua dan atas panggilanNya.
            Itulah tafsir ayat menurut Sayidana Umar sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
            Maka dapatlah kita pahamkan penggantian bumi dengan bentuk lain, demikian juga semua langit pada ayat 48, dalam surat 14, surat Ibrahim:
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ (إبراهيم 48)  
            “Pada hari akan diganti buki ini dengan bumi yang lain dan semua langit pun begitu, dan semua mereka akan tampil menghadap Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Gagah Perkasa.”[24]
            Segala sesatunya berjalan seperti itu, hingga masa berlakunya tatanan dunia ini habis, pada saat itu akan kacaulah tatanan alam, lalu bumi ini diganti dengan bumi yang lain, gunung-gunug akan hancur lebur. Dan pada saat itu kalian akan keluar dari kubur kalian dengan segra, yaitu sewaktu penyeru (Malaikat Israfil) memanggil kalian untuk hidup kembali. Seperti firman Allah SWT :
 فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ.ذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِ
            “Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu kali tiupan saja, maka denagan serta merta mereka hidup kembali.” (An-Nazi’at79 : 13 -14).
            Dan firman-Nya yang lain :
إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ
            “Tidak adalah terikan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada kami.” (Yasin, 36 : 53).[25]
            Karena itu di pahami bahwa apabila mereka dubangkitkan pada hari kiamrt mereka tercengang dan merasa heran mereka berkata seperti yang dihikayatkan Al Quran :
قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا
Artinya :
            Aduh celakalah kami ! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur) ? 359).[26]



[1] Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman bIn Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6 (Dar al –Hilal Kairo: Pustaka Imam Asy-Syafie’ Muassabah, 2008), h. 363.
[2] Hamka,Tafsir Al-Azhar. XXI (Jakart: PT Panjimas, 1984), h. 61.
[3] Imam Jalaluddin al-Mahally. Imam Jalaludin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, (Bandung: CV Sinar baru: tth), h. 1720.
[4]Abdullah bin Muhaammad Bin Abdurrahman bIn Ishaq Alu Syaikh, op. cit., h. 363
[5]Ahmad Mushtafa al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi XXI (Semarang: Tuha Putra, 1992) h. 67
[6] Abdullah bin Muhammad Bin Abdurrahman bIn Ishaq Alu Syaikh, loc. cit., h. 363
[7] Hamka, loc.cit., h. 63-64.
[8] Abdullah bin Muhammad Bin Abdurrahman bIn Ishaq Alu Syaikh, Op.Cit.
[9] Hamka, Op. Cit. h. 64-65
[10]Ahmad Mushtafa Al-Maraghi, op. cit. h. 68
[11]Aidh al-Qarni, Tafsir Muyassar Juz 3 (Jakarta: PT Qisthi Press, 2007) h. 349
[12]Imam Jalaluddin as-Suyuthi dan Imam Jalaluddin al-Mahally. op. cit., h. 1720
[13] Abdullah bin Muhammd bin Abdurrahman Bin Ishaq Alu Syaikh,  op.cit., h. 365
[14]Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya.Universitas Islam Indonesia, 1990. h. 556
[15]Ahmad Musthafa Al-Maraghi, op. cit. h.70
[16] Imam Jalaluddin as-Suyuthi dan Jalaluddin al-Mahalli, op.cit. h.1722
[17] Departemen Agama RI,  Op. Cit., h.558
[18]  Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Op. Cit., h 71
[19] Departemen Agama RI., loc cit., h 560-561
[20]  Ahmad Musthafa Al-maraghi, op. cit., h. 72
[21] Imam Jalaluddin al-Mahalliy, loc. cit. h. 1722
[22]  Ahmad Musthafa Al-maraghi, op. cit.
[23]  Depertemen Agama RI, op. cit.  h. 71
[24]Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta, PT Pustaka Panjimas 1984)  h. 73
[25]Ahmad Musthfa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi (Semarang, Toha Pitra, 1992) H..73
[26]Depertememn Agama RI, Al- Quran dan Tafsirnya, (UII Jakarta: PT Dana Bakti, 1990) h. 562

3 komentar: