"Muhammad"
secara bahasa berasal dari akar kata semitik 'H-M-D' yang dalam bahasa
Arab berarti "dia yang terpuji". Selain itu di dalam salah satu ayat Al-Qur'an[7], Muhammad dipanggil dengan nama "Ahmad"
(أحمد), yang dalam bahasa Arab juga berarti
"terpuji".
Sebelum
masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari suku Quraisy (suku terbesar di mekkah yang juga
suku dari Muhammad) yaitu Al-Amin yang artinya "orang yang
dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang
benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul
Allāh (رسول الله), kemudian
menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam (صلى الله عليه و سلم, yang berarti "semoga Allah memberi
kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W"
atau "SAW") setelah namanya.
Muhammad
juga mendapatkan julukan Abu al-Qasim[8] yang berarti "bapak Qasim",
karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qasim, tetapi ia
meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.
Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b
bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma`ad bin
Adnan.[9] Adnan merupakan keturunan laki-laki ke
tujuh dari Ismail bin Ibrahim,
yaitu keturunan Sam bin Nuh.[10] Muhammad lahir di hari Senin, 12
Rabi’ul Awal tahun 571 Masehi (lebih dikenal sebagai Tahun
Gajah).
Lebih
lengkap silsilahnya dari Muhammad hingga Adam adalah, Muhammad bin Abdullah
bin Abdul Mutthalib
bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay
bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin
Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin
Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin
Nabit bin Ismail bin Ibrahim
bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh
bin Akhnukh bin Yarda bin Mahlil
bin Qinan bin Yanish
bin Syits bin Adam.
Nasab
ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani di salah satu
riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan
setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Yang dimaksud Quraisy adalah putra
Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah
Riwayat
Kelahiran
Para
penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa
ia lahir pada Tahun
Gajah, yaitu tahun 570 M, yang merupakan tahun gagalnya
Abrahah menyerang Mekkah. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan
Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang
di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah[11], meninggal dalam perjalanan dagang di Madinah, yang ketika itu bernama Yastrib,
ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta,
sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu
Aiman yang kemudian
mengasuh Nabi.[10]
Pada
saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab
mengajaknya ke Yatsrib (sekarang Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta
mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit.
Setelah beberapa hari, Aminah
meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana.[9] Setelah ibunya meninggal, Muhammad
dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib.
Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu
Thalib. Ketika inilah ia
diminta menggembala kambing-kambingnya di sekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam
urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Lebanon,
dan Palestina).
Hampir
semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad
lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat
tentang tanggalnya. Di kalangan Syi'ah, sesuai dengan arahan para Imam yang merupakan keturunan langsung
Muhammad, meyakini bahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal;
sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal
(2
Agustus 570 M).[10]
Berkenalan dengan Khadijah
Ketika
Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia
mulai mempelajari ilmu bela diri
dan memanah, begitupula dengan ilmu untuk menambah
keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan
dan dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Muhammad sering
menemani pamannya berdagang ke arah Utara dan kabar tentang kejujuran dan
sifatnya yang dapat dipercaya menyebar luas dengan cepat, membuatnya banyak
dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah.
Salah
seseorang yang mendengar tentang kabar adanya anak muda yang bersifat jujur dan
dapat dipercaya dalam berdagang dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki
status tinggi di kalangan suku
Arab. Sebagai seorang
pedagang, ia juga sering mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di
tanah Arab. Reputasi Muhammad membuat Khadijah memercayakannya untuk mengatur
barang dagangan Khadijah, Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali
lipat dan Khadijah sangat terkesan ketika sekembalinya Muhammad membawakan
hasil berdagang yang lebih dari biasanya.
Seiring
waktu akhirnya Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah, mereka menikah pada
saat Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu Khadijah telah berusia mendekati umur
40 tahun, namun ia masih memiliki kecantikan yang dapat menawan Muhammad.
Perbedaan umur yang jauh dan status janda yang dimiliki oleh Khadijah tidak
menjadi halangan bagi mereka, walaupun pada saat itu suku Quraisy memiliki budaya yang lebih menekankan kepada
perkawinan dengan seorang gadis ketimbang janda. Meskipun kekayaan mereka
semakin bertambah, Muhammad tetap hidup sebagai orang yang sederhana, ia lebih
memilih untuk menggunakan hartanya untuk hal-hal yang lebih penting.
Memperoleh gelar
Ketika
Muhammad berumur 35 tahun, ia ikut bersama kaum Quraisy dalam perbaikan Ka'bah.
Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat tentang siapa yang berhak
meletakkan Hajar
Aswad, Muhammad dapat
menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan penyelesaian adil. Saat itu ia
dikenal di kalangan suku-suku Arab karena sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya
sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin
yang artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan
pula bahwa Muhammad adalah orang yang percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana
dan membenci sifat-sifat tamak, angkuh dan sombong yang lazim di kalangan
bangsa Arab saat itu. Ia dikenal menyayangi orang-orang miskin, janda-janda tak mampu dan anak-anak
yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga
menghindari semua kejahatan yang sudah membudaya di kalangan bangsa Arab pada
masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras,
berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq
yang berarti "yang benar".
Kerasulan
Gua
Hira tempat pertama kali Muhammad
memperoleh wahyu.
Muhammad
dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan
dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua
Hira' sebuah gua bukit
sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal
An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur (merenung) dan mencari ketenangan dan
sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut
yang senang bergerombol. Dari sini, ia sering berpikir dengan mendalam, dan
memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Muhammad
pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611 M, diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan membacakan surah pertama dari Quran yang disampaikan
kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan untuk
membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya,
namun ia mengelak dengan berkata ia tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga
kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril
berkata:
“
|
Bacalah dengan
menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan
perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)
|
”
|
Muhammad
berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari ketika ayat pertama sekaligus
pengangkatannya sebagai rasul disampaikan kepadanya menurut perhitungan tahun
kamariah (penanggalan
berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun
syamsiah atau tahun masehi (penanggalan berdasarkan matahari).
Setelah kejadian di Gua Hira tersebut, Muhammad kembali ke rumahnya,
diriwayatkan ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian
akibat peristiwa yang baru saja dialaminya dan meminta istrinya agar memberinya
selimut.
Diriwayatkan
pula untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad
mendatangi saudara sepupunya yang juga seorang Nasrani
yaitu Waraqah bin Naufal.
Waraqah banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci
Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun
berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah
menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang
kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan
memusuhi dan melawannya.
Muhammad
menerima ayat-ayat Quran secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun.
Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual yang sedang terjadi,
sehingga hampir setiap ayat Quran turun disertai oleh Asbabun
Nuzul (sebab/kejadian yang
mendasari penurunan ayat). Ayat-ayat yang turun sejauh itu dikumpulkan sebagai
kompilasi bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-
Qurʾān (bacaan).
Sebagian
ayat Quran mempunyai tafsir atau pengertian yang izhar (jelas),
terutama ayat-ayat mengenai hukum
Islam, hukum perdagangan,
hukum pernikahan dan landasan peraturan yang ditetapkan oleh Islam dalam aspek
lain. Sedangkan sebagian ayat lain yang diturunkan pada Muhammad bersifat samar
pengertiannya, dalam artian perlu ada interpretasi dan pengkajian lebih
mendalam untuk memastikan makna yang terkandung di dalamnya, dalam hal ini
kebanyakan Muhammad memberi contoh langsung penerapan ayat-ayat tersebut dalam
interaksi sosial dan religiusnya sehari-hari, sehingga para pengikutnya
mengikutinya sebagai contoh dan standar dalam berperilaku dan bertata krama
dalam kehidupan bermasyarakat.
Mendapatkan pengikut
Selama
tiga tahun pertama sejak pengangkatannya sebagai rasul, Muhammad hanya
menyebarkan Islam secara terbatas di kalanganteman-teman dekat dan kerabatnya,
hal ini untuk mencegah timbulnya reaksi akut dan masif dari kalangan bangsa
Arab saat itu yang sudah sangat terasimilasi budayanya dengan tindakan-tindakan
amoral, yang dalam konteks ini bertentangan dengan apa yang akan dibawa dan
ditawarkan oleh Muhammad. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini
ajaran Muhammad pada masa-masa awal adalah para anggota keluarganya serta
golongan masyarakat awam yang dekat dengannya di kehidupan sehari-hari, antara
lain Khadijah, Ali,
Zaid
bin Haritsah
dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka
agama Islam. Setelah sekian lama banyak tokoh-tokoh
bangsa Arab seperti Abu
Bakar, Utsman
bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits,
Amr bin Nufail yang kemudian masuk ke agama yang
dibawa Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun
al-Awwalun atau Yang pertama-tama.
Penyebaran Islam
Sekitar
tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara diam-diam, Muhammad
mulai melakukan penyebaran Islam secara terbuka kepada masyarakat Mekkah,
respon yang ia terima sangat keras dan masif, ini disebabkan karena ajaran
Islam yang dibawa olehnya bertentangan dengan apa yang sudah menjadi budaya dan
pola pikir masyarakat Mekkah saat itu. Pemimpin Mekkah Abu
Jahal menyatakan bahwa
Muhammad adalah orang gila yang akan merusak tatanan hidup orang Mekkah, akibat
penolakan keras yang datang dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah dan kekuasaan
yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy yang menentangnya, Muhammad dan banyak
pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya, dihina, disingkirkan dan dikucilkan dari
pergaulan masyarakat Mekkah.
Walau
mendapat perlakuan tersebut, ia tetap mendapatkan pengikut dalam jumlah besar,
para pengikutnya ini kemudian menyebarkan ajarannya melalui perdagangan ke
negeri Syam, Persia, dan kawasan jazirah Arab. Setelah
itu, banyak orang yang penasaran dan tertarik kemudian datang ke Mekkah dan
Madinah untuk mendengar langsung dari Muhammad, penampilan dan kepribadiannya
yang sudah terkenal baik memudahkannya untuk mendapat simpati dan dukungan
dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini menjadi semakin mudah ketika Umar
bin Khattab dan sejumlah besar
tokoh petinggi suku Quraisy lainnya memutuskan untuk memeluk ajaran islam,
meskipun banyak juga yang menjadi antipati mengingat saat itu sentimen kesukuan
sangat besar di Mekkah dan Medinah. Tercatat pula Muhammad mendapatkan banyak
pengikut dari negeri Farsi (sekarang Iran), salah satu yang tercatat adalah Salman
al-Farisi, seorang ilmuwan
asal Persia y
Hijrah ke Madinah
Masyarakat
Arab dari berbagai suku setiap tahunnya datang ke Mekkah untuk beziarah ke Bait Allah atau Ka'bah, mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan dalam kunjungan tersebut.
Muhammad melihat ini sebagai peluang untuk menyebarluaskan ajaran Islam. Di
antara mereka yang tertarik dengan ajarannya ialah sekumpulan orang dari Yatsrib. Mereka menemui Muhammad dan beberapa
orang yang telah terlebih dahulu memeluk Islam dari Mekkah di suatu tempat
bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah
menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi para pemeluk Islam dan
Muhammad dari kekejaman penduduk Mekkah.
Tahun
berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yatsrib datang lagi ke Mekkah,
mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul
Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam
pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah
ke Yastrib dikarenakan situasi di Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para
pemeluk Islam. Muhammad akhirnya menerima ajakan tersebut dan memutuskan
berhijrah ke Yastrib PADA TAHUN 622 M.
Nabi Muhammad Saw
Hijrah ke Madinah
Hijrah ke Madinah
Masyarakat
Arab dari berbagai suku setiap tahunnya datang ke Mekkah untuk beziarah ke Bait Allah atau Ka'bah, mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan dalam kunjungan tersebut.
Muhammad melihat ini sebagai peluang untuk menyebarluaskan ajaran Islam. Di
antara mereka yang tertarik dengan ajarannya ialah sekumpulan orang dari Yatsrib. Mereka menemui Muhammad dan beberapa
orang yang telah terlebih dahulu memeluk Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama
Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah
menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi para pemeluk Islam dan
Muhammad dari kekejaman penduduk Mekkah.
Tahun
berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yatsrib datang lagi ke Mekkah,
mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul
Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam
pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah
ke Yastrib dikarenakan situasi di Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para
pemeluk Islam. Muhammad akhirnya menerima ajakan tersebut dan memutuskan berhijrah
ke Yastrib pada tahun 622 M.
Mengetahui bahwa banyak pemeluk Islam berniat meninggalkan
Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha mengcegahnya, mereka
beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yastrib, Muhammad akan mendapat
peluang untuk mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah yang jauh lebih luas.
Setelah selama kurang lebih dua bulan ia dan pemeluk Islam terlibat dalam
peperangan dan serangkaian perjanjian, akhirnya masyarakat Muslim pindah dari
Mekkah ke Yastrib, yang kemudian setelah kedatangan rombongan dari Makkah pada
tahun 622 dikenal sebagai Madinah atau Madinatun Nabi (kota Nabi).
Di
Madinah, pemerintahan (kekhalifahan) Islam diwujudkan di bawah pimpinan
Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah,
begitupun kaum minoritas Kristen dan Yahudi. Dalam periode setelah hijrah ke
Madinah, Muhammad sering mendapat serangkaian serangan, teror, ancaman
pembunuhan dan peperangan yang ia terima dari penguasa Mekkah, akan tetapi
semuanya dapat teratasi lebih mudah dengan umat Islam yang saat itu telah
bersatu di Madinah.
Penaklukan Mekkah
Tahun
629 M, tahun ke-8 H setelah hijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke
Makkah dengan membawa pasukan Muslim sebanyak 10.000 orang, saat itu ia
bermaksud untuk menaklukkan kota Mekkah dan menyatukan para penduduk kota
Mekkah dan madinah. Penguasa Mekkah yang tidak memiliki pertahanan yang memadai
kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat
kota Mekkah akan diserahkan tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan
ketika pada tahun berikutnya ketika ia kembali, ia telah berhasil mempersatukan
Mekkah dan Madinah, dan lebih luas lagi ia saat itu telah berhasil
menyebarluaskan Islam ke seluruh Jazirah Arab.
Muhammad
memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada
di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan
peraturan Islam di kota Mekkah.
Seperti
nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat
(pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab
suci agama
samawi, dikisahkan pula
terjadi pertanda pada masa di dalam kandungan, masa kecil dan remaja. Muhammad
diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Umat
Muslim meyakini bahwa Mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an, yaitu kitab suci umat Islam. Hal ini
disebabkan karena kebudayaan Arab pada masa itu yang masih barbar dan tidak
mengenal peradaban, namun oleh Al-Qur'an hal itu berubah total karena Qur'an
membawa banyak peraturan keras yang menegakkan dasar-dasar nilai budaya baru di
dunia Arab yang sebelumnya tidak berperadaban serta mengeliminasi akar-akar
kejahatan sosial yang mengakar di dunia Arab, serta pada masa yang lebih dekat
mengantarkan pemeluknya meraih tingkat perabadan tertinggi di dunia pada
masanya.
Mukjizat
lain yang tercatat dan diyakini secara luas oleh umat Islam adalah terbelahnya
bulan, perjalanan Isra
dan Mi'raj dari Madinah menuju Yerusalem dalam waktu yang sangat singkat.
Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasan serta kepribadiannya
yang banyak dipuji serta masih menjadi panutan para pemeluk Islam hingga saat
ini.
Fisik
dan ciri-ciri Muhammad
Sosok
Muhammad digambarkan oleh salah satu istinya Aisyah, sepupunya Ali bin Abi Thalib,
para sahabatnya, serta orang terakhir yang masih hidup yang kala itu sempat
melihat sosoknya secara langsung, yaitu Abu Taufik adalah rambut ikal berwarna sedikit
kemerahan[12] terurai hingga bahu. Kulit putih
kemerah-merahan, wajah cenderung bulat dengan mata hitam dan bulu mata panjang.
Tidak berkumis dan berjanggut sepanjang sekepalan telapak tangannya. Tulang
kepala besar dan bahu lebar. Berperawakan sedang dan atletis. Jemari tangan dan
kaki tebal dan lentik memanjang.[13]
Langkahnya
cenderung cepat dan tidak pernah menancapkan kedua telapak kaki dan dengan
langkah yang cepat dan pasti. Muhammad dicirikan sangat unik oleh para
sahabatnya[14].
Muhammad
digambarkan sebagai orang yang berkulit putih dan berjenggot hitam dengan uban.[15]
Dalam
hadits lain diterangkan mengenai corak fisik Muhammad, yaitu ia bertubuh
sedang, kulitnya berwarna cerah tidak terlalu putih dan tidak pula hitam.
Rambutnya berombak. Ketika Muhammad wafat uban yang tumbuh di rambut dan
janggutnya masih sedikit.[16]
Ali
menambahkan bahwa Muhammad memiliki rambut lurus sedikit berombak. Tidak gemuk
dan tidak terlalu besar, berperawak baik dan tegak. Warna kulit cerah, matanya
hitam dengan bulu mata yang panjang. Persendian tulang yang kuat dada, tangan
dan kakinya kekar. Tidak memiliki bulu yang tebal tetapi hanya tipis dari dada
sampai pusarnya. Jika berbicara dengan seseorang, maka ia akan menghadapkan
wajahnya keorang tersebut dengan penuh perhatian. Di antara bahunya ada tanda
kenabian. Muhammad orang yang baik hatinya dan paling jujur, orang yang paling
dirindukan dan sebaik-baiknya keturunan. Siapa saja yang mendekati dan bergaul
dengannya maka akan langsung merasa terhormat, khidmat, menghargai dan
mencintainya.[17]
Hidungnya
agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol
jika pertama kali melihatnya padahal sebenarnya tidak. Berjanggut tipis tapi
penuh rata sampai pipi. Mulutnya sedang, giginya putih cemerlang dan agak
renggang. Pundaknya bagus dan kokoh, seperti dicor perak. Anggota tubuh lainnya
normal dan proporsional. Dada dan pinggangnya seimbang dengan ukurannya. Tulang
belikatnya cukup lebar, bagian-bagian tubuhnya tidak tertutup bulu lebat,
bersih dan bercahaya. Kecuali bulu halus yang tumbuh dari dada hingga pusar.
Lengan
dan dada bagian atas berbulu. Pergelangan tangannya cukup panjang, telapak
tangannya agak lebar serta tangan dan kakinya berisi, jari-jari tangan dan kaki
cukup langsing. Jika berjalan agak condong kedepan melangkah dengan anggun
serta berjalan dengan cepat dan sering melihat kebawah dari pada keatas. Jika
berhadapan dengan orang maka ia memandang orang itu dengan penuh perhatian dan
tidak pernah melototi seseorang dan pandangannya menyejukkan. Selalu berjalan
agak dibelakang, terutama jika saat melakukan perjalanan jarak jauh dan ia
selalu menyapa orang lain terlebih dahulu.[18]
Dari
kisah Jabir bin Samurah meriwayatkan bahwa Muhammad memiliki
mulut yang agak lebar, di matanya terlihat juga garis-garis merahnya, serta
tumitnya langsing. Jabir (ra) juga meriwayatkan bahwa ia berkesempatan melihat
Muhammad di bawah sinar rembulan, ia juga memperhatikan pula rembulan tersebut,
baginya Muhammad lebih indah dari rembulan tersebut.[19]
Abu Ishaq mengemukakan bahwa, Bara’a bin Aazib pernah berkata, bahwa rona Muhammad
lebih mirip purnama yang cerah.[20]
Abu Hurairah
mengatakan bahwa Muhammad sangatlah rupawan, seperti dibentuk dari perak.
Rambutnya cenderung berombak dan Abu Hurairah belum pernah melihat orang yang
lebih baik dari dan lebih tampan dari Muhammad, rona mukanya secemerlang
matahari dan tidak pernah melihat orang yang secepatnya. Seolah-olah tanah
digulung oleh langkah-langkah Muhammad jika sedang berjalan. Dikatakan jika Abu
Hurairah dan yang lainnya berusaha mengimbangi jalannya Muhammad dan nampak ia
seperti berjalan santai saja.[21]
Jabir bin Abdullah mengatakan, Muhammad pernah bersabda
bahwa ia pernah menyaksikan gambaran tentang para nabi. Di antaranya adalah Musa berperawakan langsing seperti
orang-orang dari Suku Shannah, dan melihat Isa yang mirip salah seorang sahabatnya
yang bernama Urwah bin Mas’ud dan ketika melihat Ibrahim dikatakan sangat mirip dengan dirinya
sendiri (Muhammad), kemudian Muhammad juga mengatakan bahwa ia pernah melihat Malaikat Jibril yang mirip dengan Dehya Kalbi.[22]
Said al Jahiri mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Taufik berkata bahwa pada saat ini tidak ada
lagi yang masih hidup orang yang pernah melihat secara langsung Muhammad
kecuali dirinya sendiri dan Muhammad memiliki roman muka sangat cerah dan
perawakanna sangat baik.[23]
Ibnu Abbas
mengatakan bahwa gigi depan Muhammad agak renggang tidak terlalu rapat dan jika
bericara nampak putih berkilau.[24][25]
Pernikahan
Selama
hidupnya Muhammad menikah dengan 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan
pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang
berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat.[26] Pernikahan ini digambarkan sangat
bahagia,[27][28] sehingga saat meninggalnya Khadijah
(yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib
pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal
Khadijah, Khawla binti Hakim menyarankan kepadanya untuk menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar,
dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu Muhammad
tercatat menikahi beberapa orang wanita lagi hingga jumlah seluruhnya sekitar
11 orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup sepeninggal Muhammad.
Para
ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar
perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan
budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih
susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan).[29]
Perbedaan
dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam
mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk
menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia [30], sedangkan nabi dan rasul sebelumnya
hanya diutus untuk umatnya masing-masing[31][32] seperti halnya Nabi Musa yang hanya diutus untuk Bani Israil.
Sedangkan
kesamaan ajaran yang dibawa Muhammad dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah
sama-sama mengajarkan keesaan Tuhan, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang
berhak disembah hanyalah Allah[33].
Referensi
3.
^ berbagai nama Muhammad dalam bahasa
Prancis: "Mahon, Mahomés, Mahun, Mahum, Mahumet"; dalam bahasa
Jerman: "Machmet"; dan dalam bahasa Islandia kuno: "Maúmet"
cf Muhammad, Encyclopedia of Islam
4.
^ The sources frequently say that, in
his youth, he was called by the nickname "Al-Amin" meaning
"Honest, Truthful" cf. Ernst (2004), p. 85.
6.
^ Hart, Michael. 2007. 100 Tokoh
Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Batam: Karisma Publising Group.
8.
^ Dari Anas bin Malik, ia berkata,
"Seseorang memanggil rekannya di perkuburan Baqi' dengan berseru, 'Hai
Abul Qasim!' Rasulullah saw. menoleh kepadanya. Ia berkata, 'Wahai Rasulullah,
bukan engkau yang aku maksud. Namun, aku memanggil si Fulan.' Maka Rasulullah
saw. berkata, 'Pakailah namaku tapi jangan pakai kuniyahku'," (Hadits
riwayat Bukhari no. 3537 dan Muslim no. 2131).
9.
^
a b Lings, Martin. Muhammad: Kisah
Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Penerbit Serambi, 2002. ISBN
979-3335-16-5
10.
^
a b c Subhani, Ja'far. Ar-Risalah:
Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW. Jakarta: Penerbit Lentera, 2002. ISBN
979-8880-13-7
11.
^ Abdullah bin Abdul-Muththalib
bin Hâsyim bin 'Abd al-Manâf bin Qushay
bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.
12.
^ "Sudah jelas aku melihat
Rasulallah mencat rambutnya dengan henna dan itulah sebabnya akupun mencat
rambutku dengan henna." (Hadits riwayat Imam Bukhari,
vol.I no.167, vol.IV no.747 dan vol.VIII no.785).
13.
^ Ali bin Abi Thalib, ia berkata,
"Rasulullah memiliki jari jemari tangan dan kaki yang tebal dan lentik
memanjang." (HR. Ahmad, Al-Mizzi dalam Tandzib Al-Kamal, dan Ibnu Sa'ad)
14.
^ Ali bin Abi Thalib (ra) meriwayatkan:
"Rasulullah (saw) tidaklah tinggi; juga tidak pendek. Telapak tangan dan
kaki beliau padat berisi. Beliau memiliki kepala yang agak besar dan kuat.
Bulu-bulu halus tumbuh di dada beliau dan terus kebawah sampai pusar. Jika
beliau berjalan, melangkahnya seolah-olah seperti turun (meloncat) dari suatu
ketinggian. Saya belum pernah melihat beliau di antara sahabat-sahabatnya, dan
dari antara orang-orang yang datang sesudah (wafatnya) beliau. (Riwayat dari
Ali bin Abi Thalib).
15.
^ Dikisahkan oleh Ismail bin Abi Khalid, "Aku mendengar Abu Juhaifa berkata, "Aku melihat sang Nabi
dan Al-Hasan bin Ali tampak mirip dia. "Aku berkata pada Abu Juhaifa,
"Coba gambarkan sosok nabi padaku." Dia berkata, "Dia berkulit
putih dan jenggotnya hitam dengan uban putih. Dia berjanji membei kami 13 ekor
unta betina, tapu dia terlanjur mati terlebih dahulu sebelum kami
menerimanya." Hadits riwayat Imam Bukhari,
vol.IV no.744.
16.
^ Anas bin Malik meriwayatkan:
"Rasulullah saw. bertubuh sedang, bercorak kulit cerah, tidak putih sekali
namun tidak pula hitam benar. Rambut beliau dapat dikatakan lurus dan agak
berombak. Allah Ta’ala mengangkat beliau sebagai Nabi ketika berusia empat
puluh tahun. Sesudah itu beliau sempat tinggal di Mekah selama tiga belas
tahun. Lalu di Madinah selama sepuluh tahun. Allah memanggil beliau ke
hadirat-Nya pada umur enam puluh tiga tahun. Saat itu baru sedikit saja uban
yang tumbuh di rambut dan janggut beliau." (Diriwayatkan oleh Anas bin
Malik).
17.
^ Ali bin Abi Thalib (ra) juga
meriwayatkan: Rambut Rasulullah lurus dan sedikit berombak. Beliau tidak
berperawakan gemuk dan tidak pula tampak terlalu berat, beliau berperawakan
baik dan tegak. Warna kulit beliau cerah, mata beliau hitam dengan bulu mata
yang panjang. Sendi-sendi tulang beliau kuat dan dada beliau cukup kekar,
demikian pula tangan dan kaki beliau. Badan beliau tidak berbulu tebal, tapi
hanya bulu-bulu tipis dari dada ke bawah sampai di pusar beliau. Jika beliau
sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau akan mengarahkan wajah beliau
ke orang tersebut (penuh perhatian). Di antara tulang belikat beliau “tanda”
kenabian beliau. Beliau adalah orang yang paling baik hati, orang yang paling
jujur, orang yang paling dirindukan dan sebaik-baik keturunan. Siapa saja yang
mendekati beliau akan langsung merasa hormat dan khidmat. Dan siapa yang
bergaul dengan beliau akan langsung menghargai dan mencintainya. Saya belum
pernah melihat orang lain seperti beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib).
18.
^ Hind bin Abi Halah (ra) menceritakan
sebagai berikut: "Rasulullah (saw) memiliki pribadi mulia dan diakui
sangat agung dalam pandangan orang yang melihatnya. Wajah beliau bercahaya
seterang bulan purnama. Beliau sedikit lebih tinggi dari rata-rata kami tapi
lebih pendek dari orang yang jangkung. Kepala beliau lebih besar dari
rata-rata, dan rambut beliau agak keriting (berombak). Jika dapat dikuakan
(dibelah), maka beliau kuakan, Jika tidak dapat maka beliau biarkan saja. Saat
rambut beliau agak panjang, akan mencapai kuping telinga beliau. Kulit beliau
berwarna cerah dan dahi beliau lebar. Alis mata beliau lengkung hitam dan
tebal, di antara alisnya nampak urat darah halus yang berdenyut bila beliau
emosi atau bergairah. Hidung beliau agak melengkung dan mengkilap jika terkena
cahaya serta tampak agak menonjol jika kita pertama kali melihatnya, padahal
tidak demikian sebenarnya. Beliau berjanggut tipis tapi penuh rata sampai di
pipi. Mulut beliau sedang, gigi beliau putih cemerlang dan agak renggang.
Pundak beliau bagus dan terpasang kokoh, seperti di cor dengan perak. Anggota
tubuh beliau yang lain serba normal dan proporsional. Dada dan pinggang beliau
seimbang ukurannya. Daerah di sekitar tulang belikat beliau cukup lebar, dan
terpasang dengan baik. Bagian-bagian tubuh beliau yang tidak tertutup bulu
lebat satupun nampak bersih dan bercahaya. Kecuali bulu-bulu halus yang tumbuh
dari dada dan tumbuh sampai ke pusar. Lengan dan dada bagian atas beliau
berbulu. Pergelangan tangan beliau cukup panjang, telapak tangan beliau agak
lebar serta baik telapak tangan maupun kaki beliau padat berisi, jari-jari
tangan dan kaki beliau cukup langsing. Telapak kaki beliau cukup lengkungannya
dan atasnya halus serta bagus bentuknya, sehingga saat beliau mencucinya, maka
air akan meluncur dengan cepat ke bawah. Jika beliau berjalan, beliau melangkah
dengan posisi badan agak condong ke depan, tapi beliau melangkah dengan anggun.
Langkah beliau panjang dan cepat serta terlihat seperti turun (loncat) dari
suatu ketinggian. Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau
memandang orang itu dengan penuh perhatian. Pandangan beliau selalu ditundukkan
sesuai aturan (dalam Alquran), dan lebih sering melihat ke bawah dari pada ke
atas. Beliau tidak pernah memelototi seseorang, pandangan mata beliau selalu
menyejukkan. Beliau juga selalu berjalan agak di belakang, terutama saat
melakukan perjalanan jauh dan beliau selalu lebih dulu menyapa orang yang
ditemuinya di jalan." (Hind bin Abi Halah (ra) telah diceritakan oleh
Hasan bin Ali).
19.
^ Rasulullah (saw) memiliki mulut yang
agak lebar, di mata beliau terlihat juga garis-garis merahnya. Dan tumit beliau
langsing. Saya berkesempatan melihat Rasulullah (saw) di bawah sinar rembulan,
san (saya) perhatikan pula rembulan tersebut, bagi saya beliau lebih indah dari
rembulan tersebut." (Diriwayatkan Jabir bin Samurah)
20.
^ “Apakah rona wajah Rasulullah (saw)
cemerlang seperti pedang yang mengkilap?” Ia menjawab “Tidak! tapi lebih mirip
dengan purnama yang cerah.” (Diriwayatkan oleh Abu Ishaq dari Bara’a bin
Aazib).
21.
^ Abu Hurairah (ra) mengemukakan:
"Rasulullah begitu rupawan, seperti beliau dibentuk dari perak. Rambut
beliau cenderung berombak. Abu Hurairah (ra) juga meriwayatkan: Saya belum
pernah melihat orang yang lebih baik dan lebih tampan dari Rasulullah (saw);
roman mukanya secemerlang matahari, juga tidak pernah melihat orang yang
secepat beliau. Seolah-olah bumi ini digulung oleh langkah-langkah beliau
ketika sedang berjalan. Walaupun kami berusaha untuk mengimbangi jalan beliau,
tapi beliau tampaknya seperti berjalan santai saja." (Diriwayatkan oleh
Abu Hurairah).
22.
^ Jabir bin Abdullah (ra) Rasulullah
(saw) pernah bersabda: Aku menyaksikan pemandangan (rohani) tentang para nabi.
Di antaranya, Musa (as). Beliau (Musa as) berperawakan langsing seperti
orang-orang dari suku Shannah; dan aku menyaksikan Isa ibnu Maryam (as) yang
mirip dari antara orang yang pernah saya lihat, yaitu Urwah bin Mas’ud (ra) dan
aku melihat Ibrahim (as), beliau sangat mirip dengan sahabatmu ini (maksudnya
diri beliau sendiri), saya juga melihat malaikat Jibril yang mirip dengan Dehya
Kalbi.” (Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah).
23.
^ Said al Jahiri: “Sekarang ini tidak
ada lagi yang tinggal (masih hidup) yang pernah melihat diri Rasulullah,
kecuali saya.” Maka saya (Said ra) berkata padanya: “Gambarkanlah kepadaku.” Ia
menjawab, “Rasulullah (saw) itu roman mukanya sangat cerah dan perawakannya
sangat baik. (Diriwayatkan oleh Said al Jahiri meriwayatkan dari kisah Abu
Taufik).
24.
^ Ibnu Abbas mengatakan: "Gigi
depan Rasulullah (saw) agak renggang (tidak terlalu rapat) dan jika beliau
berbicara tampak putih berkilau." (Diriwaayatkan oleh Ibnu Abbas).
26.
^ Esposito, John (1998). Islam: The
Straight Path. Oxford University Press. ISBN
0-19-511233-4.
p.18
27.
^ Bullough, Vern; Brenda Shelton, Sarah
Slavin (1998). The Subordinated Sex: A History of Attitudes Toward Women.
University of Georgia Press. ISBN
978-0-8203-2369-5.
p.119
Tidak ada komentar:
Posting Komentar