Minggu, 28 Juni 2015

Pembelajaran PAI Dan Manajemen Kelas Yang Efektif

BAB I
PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang
Pembalajaran PAI yang dilakukan oleh seorang pengajar  Dalam proses pembalajaran yang tersistematis dan terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena interaksi antara seseorang dan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan dan dimana saja. Adapun secara sederhana belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya pada tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta selalu ada usaha berupa latihan.[1 Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan pembelajaran merupakan 


BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran PAI Dan Manajemen Kelas Yang Efektif
(Sekilas pandangan mengenai keharusan pendidik dalam memanajemen kelas dengan baik)

1.      Pengartian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang komplek sebagian dari proses belajar dapat ditujukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap, dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaaan serta merupakan beberapa aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Tingkah laku sebagai proses dari hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Adapun faktor internal adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa, yaitu minat dan perhatiannya motivasi, kebiasaan usaha dan motivasi serta beberapa faktor lainnya. Sedangkan faktor eksternal dalam pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan menjadi tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Semua itu sangat mempengaruhi pembelajaran terutama di lingkungan sekolah yaitu tentang manajemen kelas yang akan berpengaruh pada proses pembelajaran siswa dalam meningkatkan efektifitas belajar yang lebih optimal. [2]

2.      Peranan Guru Dalam Proses Pendidikan Agama (Pembelajaran PAI)

Peranan guru sangat penting dalam proses pendidikan dan pendidkan yang berbasis Agama  (PAI). Baik buruknya pendidikan tersebut dipengaruhi bagaimana seorang guru bisa memanifestasikan dan mengaplikasikan sumbangsihnya ke dalam lembaga pendidikan formal untuk mewujudkan kecerdasan Bangsa dan cita-cita Negara serta Agama yang dianutnya, sehingga antara guru dan pendidikan PAI merupakan satu komponen yang tidak bisa dipisahkan. Jika dari kata “Pendidikan” berarti ada pendidik dan ada yang dididik, maka artinya guru dan murid. Seorang guru atau pendidik bekerja sesuai dengan kurikulum sekolah, baik pada tingkat MI/SD, MTs/SMP, MA/SMU. Karena itu, frekuensi pendidikan di dalam lembaga pendidikan Islam diharapkan mampu menghasilkan anak didik yang bisa menyelesaikan pendidikannya sesuai target yang telah ditentukan, dengan mengacu pada kurikulum PAI yang dijadikan sebagai program pembelajaran. Jika interaksi antara kurikulum PAI yang diajarkan oleh guru dengan kemampuan murid dalam menyerap materi itu menjadi satu kesatuan yang utuh, maka target maksimal akan tercapai secara seimbang.  
Dalam kenyataannya yang ada di lapangan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dewasa ini mutunya masih rentan karena belum mencapai target yang diinginkan secara memadai khususnya di sekolah umum. Selain realitas tersebut, ada asumsi bahwa “Dalam kehidupan sekolah sering kita lihat adanya para guru yang dapat dikatakan tidak berhasil dalam mengajar. Indikator dari ketidakberhasilan guru adalah prestasi siswa yang rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Kegagalan ini bukan hanya ketidakberhasilan guru dalam mengajarkan tugasnya yaitu menguasai materi bidang studi Agama ketika penyampaian saja, akan tetapi ketidaktahuan guru dalam me-manage kelas. Hal ini berakibat pada ketidakefektifan pembelajaran khususnya PAI sehingga kualitas siswa menurun”.[3]
Proses belajar mengajar yang diselenggarakan di beberapa sekolah MI, MTs, dan MA sebagai pusat pendidikan formal  lebih dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa sendiri secara terencana baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam interaksi belajar tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa komponen yang antara lain terdiri atas: murid, guru, kepala sekolah, materi pelajaran, sarana prasarana (perpustakaan), lingkungan dan beberapa fasilitas lain yang memenuhi dalam proses  pembelajaran sehingga akan menunjang keefektifan proses pembelajaran.

3.      Manajemen Kelas
-          Pengertian Manajemen Kelas dan Implementasinya

Manajemen adalah suatu proses dalam mengintegrasikan sumber-sumber (mencakup orang-orang, alat-alat, media bahan-bahan uang dan sarana semuanya) yang diarahkan dan dikoordinasikan agar terpusat dalam rangka menyelesaikan tujuan. Sedangkan kelas adalah suatu satuan unit kecil siswa yang berinteraksi dengan guru dalam proses pembelajaran dengan beragam keunikan yang dimiliki baik dalam aspek fisik, psikis, latar keluarga, bakat dan minat yang kesemua itu perlu ditanggapi secara positif sebagai faktor pemacu dalam mewujudkan situasi dinamis yang dapat berlangsung dalam kelas, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara efektif dan terarah sesuai dengan tugas-tugas perkembangan mereka. Jadi manajemen kelas adalah suatu upaya memberdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin mulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan efisiensi dan memantau kemajuan siswa serta mengantisipasi beberapa masalah yang kemungkinan timbul di kelas tersebut dan mendukung proses interaksi edukatif  dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran khususnya bidang studi PAI, ada hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru. Guru hendaknya harus pandai dalam Manajemen kelas agar dalam pembelajaran berjalan secara efektif dan optimal. Adapun ruang lingkup dari manajemen kelas terdiri atas kegiatan akademik berupa perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran, serta berupa kegiatan  administratif yang mencakup kegiatan prosedural dan organisasional seperti, penataan ruangan, pengelompokan siswa dalam pembagian tugas, penegakan disiplin kelas, pengadaan tes, pengorganisasian kelas, pencatatan kelas dan pelaporan.[4]
a.       Perencanaaan, adalah serangkaian rencana yang tersusun secara sistematis yang dilkukan oleh pengajar dalam upaya untuk memfungsikan hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran kedalam perencanaan operasional untuk mencapai tujuan pengjaran
b.      Pelaksanaan, adalah proses pembelajaran yang berlangsung dalam kelas atau diluar kelas yang dilakukan oleh guru dan siswa-siswanya dalam upaya mengoperasionalkan perencanaan yang telah dilakukan oleh guru.
c.       dan Penilaian, adalah proses evaluasi yang dilakukan oleh seoarang pengajar baik diakhir pembelajaran ataupun saat pemebelajaran berlangsung.

Dengan manajemen kelas ini maka siswa akan termotivasi dalam pembelajaran terutama pada manajemen Suasana Kelas yang pada khususnya merupakan modal penting bagi jernihnya pikiran dalam mengikuti pelajaran, sehingga anak akan merasa nyaman dan antusias. Dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang kondusif dan suasana yang cenderung rekreatif, maka akan dapat mendorong siswa untuk mengembangkan potensi kreatifitasnya.[5]

-          Efektifitas Pembelajaran PAI
Efektifitas adalah ketepatgunaan, hasil guna dan menunjang tujuan. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, dimana seseorang sengaja diubah dan dikontrol dengan maksud agar bertingkah laku atau bereaksi terhadap kondisi tertentu” Jadi efektifitas pembelajaran PAI adalah ketepatgunaa dalam proses pembelajaran pendidikan islam yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses pembalajaran . Pendidikan agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam yang dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Jadi manajemen efektifitas kelas dalam proses pembeljaran PAI adalah suatu upaya memberdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin mulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimalkan efisiensi dan memantau kemajuan siswa serta mengantisipasi beberapa masalah yang kemungkinan timbul di kelas tersebut dan mendukung proses interaksi edukatif  dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajran tersebut haruslah mengacu pada ketepatguanaan metode pembelajaran yang digunakan, strategi yang mampu mengaktifkan sisiwa, sumber belajar yang memadai, dan materi ajar yang tersrtuktur dan sistematis yang menjadi bahan belajar dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Peran serta efektifitas pendidikan Agama Islam di sekolah sebagai pemberi nilai spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat haruslah ditingkatkan. Dengan asumsi jika pendidikan agama dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan jauh lebih baik. Akan tetapi melihat fenomena yang terjadi sekarang , seolah-olah Pendidikan Agama Islam dianggap kurang memberikan kontribusi yang menuju arah itu tanpa melihat problem sebenarnya pada Pendidikan Agama Islam. Akan tetapi setelah ditelusuri ternyata adalah kurangnya seorang guru dalam memerankan manajemen kelas. Dan memang tidak adil jika harus menimpakan tanggung jawab atas munculnya kesenjangan antara harapan dan kenyataan itu kepada Pendidikan Agama Islam. Sebab pendidikan agama di sekolah bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Apalagi dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam tersebut masih terdapat beberapa kelemahan yang mendorong dilakukannya penyempurnaan yang konsisten. Kelemahan lain, materi Pendidikan Agama Islam, termasuk materi akhlaq yang lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik).
Salah satu usaha yang dapat dijadikan sebagai solusi dalam masalah pembelajaran PAI adalah  pengimplementasian  manajemen kelas dalam pembelajaran PAI khususnya di Sekolah sekolah baik tingkat dasar, menengah dan lanjutan.[6]

-          Pentingnya Manajemen Kelas Dalam Proses Pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam dunia pendidikan dan pendidikan Islam khusunya. Berbagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia dewasa ini juga terus berlangsung dan berkembang. Adapun salah satu upaya yang diprioritaskan untuk mencapainya adalah peningkatan mutu pendidikan. Untuk peningkatan mutu pendidikan ini seluruh komponen pendidikan juga perlu ditingkatkan. Selain itu juga dengan adanya otonomi daerah maka muncul sebuah keputusan baru dalam sektor pendidikan terkait dengan upaya peningkatan mutu pendidikan sekolah yaitu Manajemen Berbasis Sekolah. Dalam mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien, para guru harus berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas dengan tepat agar pembelajaran berlangsung secara maksimal, efisien dan efektif.[7] Karena kelas merupakan media pertemuan segala komponen pendidikan serta ujung tombak dan juga basis pendidikan. 



[1] Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1990), Hlm. 19
[2]Nana Sudjana, CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru, 1989), Hlm.54

[3] Suharsimi Arikunto , Op Cit  hlm. 190-191.
[4]  Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi (Bandung: Remaja Rosydakarya, 2002), hlm.57
[5] Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 207
[6] Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah  (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.164
[7] Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset), hlm. 131.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar